Bangsat Tralala

Mereka bilang, saya Curut!

More About Me...

Mereka bilang saya curut! kenapa curut? kenapa bukan.. emm.. sebut saja bunga? Kenapa kodok selalu melompat? Apa ibukota Vietnam? Sudahlah, tak usah banyak bertanya. Nikmati saja sambil makan popcorn

Another Lil-Bit...

Seperti roller coaster!! ya, ini semua tentang pertemanan seorang Curut dengan kejamnya dunia akhirat, tragisnya kebahagiaan dan manisnya kebodohan, tawa, tangis, amarah.. Teman, hidup ini terlalu singkat jika kamu lewatkan tanpa membaca blog ini. Salam olahraga!

Kawan Lamaku, Aku kangen!

Test.. test..

Rasanya kikuk sekali waktu aku mengunjungi lagi blog ini, setelah sekian lama kutelantarkan. Seperti bertemu secara nggak sengaja di persimpangan jalan dengan seorang mantan yang udah lama banget terpisah karena hubungan kami enggak direstui oleh orang tua. #mulaidrama

Ya, pertemuan kembali antara aku dan blogku ini memang terjadi secara enggak sengaja. Berawal dari kebosananku browsing dan download JAV, akhirnya aku main-main ke blog seorang teman. Dan tiba-tiba aku lihat ada link/tautan menuju blog ini. Aku kaget banget. Keringat dingin bercucuran. Jantungku rasanya pengen melompat keluar (skip aja deh, sebelum aku jadi lebih lebay dari ini)

Dalam hitungan ke 4,5 aku klik aja link blogku tadi. Dan #Jengjeng terdamparlah aku disini. Dan kalian tahu bagaimana rasanya? It's so nostalgic!

Aku buka lagi post-post lama. Terhanyut kedalam tulisan-tulisan masa muda, masa yang berapi-api.

Setelah dipikir-pikir, udah sering banget aku janji buat lebih rajin nulis lagi di beberapa postingan sebelumnya. Tapi hasilnya NOL BESAR. Aku memang seorang pengingkar janji juara satu se-dunia akhirat.

Akhirnya aku menyadari, seharusnya aku lebih sering memperhatikan blogku ini. Jelek-jelek gini, blog ini dulu adalah kawan lamaku yang sering aku andalkan buat berbagi cerita. Di saat aku kesepian enggak punya teman ataupun pacar, curhatku ya sama blog ini. (kok kesannya aku dulu geek banget ya?)

Okelah, mungkin ini adalah awal. Aku pengen bisa nulis lagi. Susah banget rasanya nulis kalo udah lama gak nulis *teet.. mengulang kata nilis eh nulis

Semoga saja aku bisa lebih rajin nulis lagi. Resolusiku tahun ini adalah ngelarin buku keduaku yang udah sejak lama terbengkalai. Jadi lewat blog ini doain aja aku bisa lebih terbiasa nulis lagi.

Salam usus duabelas jari!








Cerpen instan

--------------------------------------------------------------------------------------------
Lucu juga bertemu dengan blog ini kembali. Menyadari betapa alaynya postingan-postinganku yang dulu-dulu. Itu dulu loh ya.. dulu. (walaupun sekarang masih sedikit alay sih ^^)

Sebelumnya, saya ingin berterimakasih kepada seseorang (sebut saja bunga, red)
Kalau bukan karena dia (si bunga tadi) mungkin saya sudah lupa kalau ternyata saya masih punya harta karun berupa blog ini.
Karena berawal dari obrolan kami di ponsel tadi menginspirasi saya untuk membuat sebuah cerpen instan di blog ini.
Sekali lagi, Terima kasih, mantan.
MUSIIIIIK!!!
*backsound: Marry me - Train.
--------------------------------------------------------------------------------------------



“Hoaahem”,
Badanku menggeliat malas. Kubuka kedua mataku secara perlahan. Aku tahu sebagian jiwaku yang masih tertinggal di alam mimpi. Tubuhku masih enggan untuk beranjak dari atas kasur tanpa dipan ini. Kuayunkan tanganku ke atas permukaan meja kecil di samping kasur. Meraba-raba, mencoba mencari keberadaan ponselku dan berusaha meraihnya.
Dengan mata yang setengah terpejam, kulirik ponselku. Rupanya banyak yang menghiasi layarnya. Diantaranya ada 25 panggilan tak terjawab, 8 pesan belum terbaca, dan 10 bunyi alarm berlabel “The Wedding” yang terabaikan. Aku langsung terperanjat kaget.
Belum juga habis rasa kagetku. Pada kesempatan berikutnya, jantungku hampir copot saat kulirik jam dinding di sudut tembok kamarku. Pukul 10.00.
Sial, di hari terpenting dalam hidupku bisa-bisanya aku bangun kesiangan.
Tanpa pikir panjang, aku langsung loncat dari kasur dan segera berlari menuju kamar mandi. Mengguyur badan seadanya dan segera keluar kamar mandi dengan keadaan masih basah kuyup.
Kuraih setelan jas yang sejak semalam sudah kupersiapkan dan masih tergantung manis di pegangan pintu lemari. Sesegera mungkin kupakai dengan rapi.
Tanpa berpikir panjang, hal selanjutnya yang kulakukan adalah memencet keypad ponselku untuk menghubungi nomor yang sedari tadi diduakan oleh tidurku yang pulas.
“Hallo, Assalamualaikum, Ibu….”
Belum selesai kuucapkan kata-kata selanjutnya, suara di seberang sudah memekik dengan intonasi tinggi dan nada mirip suara kaset yang diputar dengan mode fast forward. Suara yang belum-belum sudah menghakimi telingaku hingga panas.
Setelah kusampaikan permintaan maafku, aku segera berlari menuju garasi rumah dan masuk ke dalam mobilku. Tancap gas!

*********

“Anak-anak, perkenalkan teman baru kalian. Namanya Sarti.”
Kamu adalah orang asing. Semacam alien. Ya.. alien cantik, karena mungkin waktu itu aku belum menemukan kata bidadari dalam perbendaharaan kataku. Karena bagiku, selama 7 tahun umur hidupku waktu itu, belum pernah aku menemukan penduduk bumi yang secantik dirimu.
Suasana mendadak ricuh dan heboh karena kedatanganmu, Sarti. Sementara di suasana luar ruang kelas kita juga tak kalah heboh. Hidung-hidung aneka rupa menempel di kaca jendela. Badan-badan berdesakan demi menyaksikan mahakarya tuhan berupa sosok gadis yang sangat langka dan jarang di temukan di pelosok desa ini.
Kamu jadi salah tingkah sambil tersenyum malu-malu.
Berawal dari senyummu itu, segalanya terlihat begitu indah. Dan sejak saat itu pula aku merasakan ada yang sesuatu yang tidak wajar di dalam dadaku. Sesak tapi menyenangkan. 

******

Aku memarkir mobil di area parkir masjid ini. Sesegera mungkin aku keluar mobil dan berlari masuk ke dalam masjid.
Seorang lelaki separuh baya telah menungguku di pintu masuk masjid. Aku tahu ada sumpah serapah yang tertahan di ujung mulutnya. Tapi dari raut wajahnya ada kelegaan yang luar biasa melihat aku muncul di depan matanya. Beliau segera menyuruhku masuk karena acara akan segera dimulai
Di dalam masjid semua orang memandangiku dengan tatapan yang beraneka warna. Antara marah, kesal, namun juga lega. Di depan ruangan masjid aku melihatnya dengan terpesona. Sebuah senyuman yang tak pernah berubah sejak pertama kali kumelihatnya dulu. Ya, pemilik senyum itu adalah Sarti. Dan aku merasa bahagia melihatnya.
Aku segera maju ke depan ruangan masjid. Disana sudah disediakan sebuah meja kecil tempat ijab kabul. Dan aku segera duduk bersila di tempat yang telah disediakan untukku.
Sorot mata kami saling menyapa. Seketika itu aku tertegun tak mampu berkata-kata. Mesin waktu di otakku kembali berputar dan aku tenggelam di dalamnya. Hingga suara Sarti mengagetkanku.
“Pak penghulu, akadnya bisa dimulai?"

******
“AKU CINTA KAMU, SARTI”
Terlambat. Aku berteriak untuk jutaan kalinya dalam hidupku. Dalam hati. Sampai mati.


Kau hantam otakku, Puas!!

#2 


Ruang Kecil di Sudut Kota Surabaya, 15 Januari 2012


Sudah hari kedua.
Dan pikiran tentangmu sukses menggusur posisi Maria Ozawa di otakku.
Semakin menambah beban kemampuan otakku yang segitu-segitu aja.

Bagaimana mungkin ini terjadi?
Entah.. 
Aku malas bertanya pada rumput yang bergoyang sekalipun.

Ini semua berawal dari mention seorang laki-laki di linimasamu.
Sebentar... laki-laki? aku masih meragukannya.


Aku tak tahu siapa dia,
Tapi aku bisa membayangkan bagaimana raut wajahmu saat membaca mentionnya.
Wajahmu yang bulat itu pasti bergetar dan memerah.
Sambil tersenyum malu-malu.
cih..


Ada tanda tanya besar di otakku -yang isinya mayoritas rekaman 3gp Luna Maya- ini
Siapa dia?
Apa hubunganmu dengannya?
Apa nama ibukota filipina? Berapa nomer hape Yuni Shara?
Oke, maaf.. aku semakin hilang fokus.


Bedebah! 
Aku cemburu!
Terkadang batas antara cemburu dan rindu teramat sangat tipis.
Setipis baju tidurmu yang pernah kau tunjukkan padaku.
Atau jangan-jangan, kau juga sudah menunjukkannya pada lelaki itu.


Sial! wajahku mulai panas! ##%??!!&#$?!!







 

Jangan Pergi dulu.. baca yang ini.. :)